Level Kebahagiaan Tiap Orang Berbeda
“Lihatlah,
mereka nampak sekali bahagia walaupun hanya makan seadanya.”
Pernah
tidak kita mengatakan hal seperti itu? Pasti pernah, walaupun tidak sama
persis. Namun, saat melihat orang lain bahagia, rasanya itu sangat menyenangkan
bukan? Walaupun kehidupan itu terkadang tidak seindah yang kita bayangkan,
namun kebahagiaan adalah sumber dari kehidupan. Sayangnya, banyak dari kita
yang tersesat dalam mencari kebahagiaan.
Kembali
lagi, kita katakan bahwa level kebahagiaan setiap orang berbeda. So, disini NO
Judge, kebahagiaan orang lain seperti apa. Bukan kita yang menilai
A:
Belakangan ini, aku merasa tidak bahagia.
B: Kenapa,
kamu tidak merasa bahagia?
A: Karena
sekarang harga rokok semakin mahal.
C: Hidup
ini tidak adil?
D: Kenapa
bisa begitu?
C: Lihat
saja, aku yang kerja keras tetapi mereka yang menikmatin hasilnya.
D: Iklas
saja dah
E: Aku
sebel sekali sama keluarga itu.
F: Kenapa
kamu tidak suka?
E: Masa di kasih tempe saja, sudah bahagia
sekali. Apalagi di kasih daging.
F: Kenapa
jadi kamu yang sewot or tidak bahagia,
Mungkin
masih banyak hal yang membuat kita merasa tidak bahagia, karena tingkat
kehidupan setiap orang berbeda. Ada yang bisa bahagia karena tindakan kecil,
ada yang merasa bahagia karena mendapatkan sesuatu yang sudah lama diidamkan.
Bahkan, ada yang bahagia walaupun hidup sederhana. Ada orang kaya tetapi tidak
merasa bahagia karena kekayaannya dirasa masih kurang.
Begitulah
sirkulasi kehidupan yang terus berjalan. Setiap orang memiliki makna yang
berbeda akan kebahagiaan. Sebenarnya, satu saja kunci kebahagiaan yang pantas
untuk dipertahankan, namun sayangnya masih banyak yang tidak menganggap hal itu
serius yakni BERSYUKUR.
Bersyukur adalah kunci kebahagiaan...
Benarkah
dengan bersyukur kita merasa bahagia? Apakah rahasia kebahagiaan adalah
bersyukur? Terkesan sepele bukan, rasa syukur.
Tetapi, pada kenyataannya mengucapkan rasa syukur tidak gampang diucapkan.
Aku pernah
membaca sebuah posting status tetapi aku lupa milik siapa. Satu cerita yang
berkesan dan sangat menyentuh aku secara pribadi. Mudahan pembaca
kitabahagia.com juga merasakan hal yang sama. Kira-kira seperti ini kisah
singkat yang akan aku coba ceritakan kembali, mudahan maknanya masih sama
ya.....
Suatu hari,
ada seseorang naik ke gedung yang paling tinggi. Lalu, ia membuang uang dalam
jumlah yang banyak dengan pecahan atau nominal uang yang berbeda.
Orang-orang
yang sedang lalu lalang dibawah gedung tinggi itu, terkejut saat mendapatin
uang berterbangan. Dengan semangat empat lima, mereka pun mulai mengumpulkan
uang tersebut. Tanpa mencoba mencari tahu dari mana asal uang yang jatuh dari
atas gedung itu.
Tidak lama
kemudian, orang yang diatas gedung itu kembali menjatuhkan sesuatu. Mereka yang
asyik mengumpulkan uang yang berterbangan itu mulai terkejut. Sebab, mereka
terkena jatuhan batu dari atas gedung. Setiap orang berbeda terkena lemparan
batu kecil tersebut. Namun, mereka semua serempak mencari tahu sumber
permasalahan itu dari mana.
Saat
persoalan datang kepada kita, kita langsung spontan mengeluh. Namun, saat
kebahagiaan datang kepada kita, kita lupa untuk mengucapkan SYUKUR. Begitulah
sirkulasi kehidupan.
Secara
pribadi, aku terkadang melakukan hal yang sama. Apalagi belakangan ini,
persoalan satu-satunya sumber penghasilanku rusak, yakni perangkat mengetik.
Bisa dibayangkan, aku yang lagi tidak memiliki pekerjaan tetap saat ini harus
merasakan persoalan yang besar bagiku. Aku kerap kali mengeluh dan menyesalkan
nasibku. Namun, saat aku merasa bahagia, aku Cuma mengucapkan syukur sesekali
saja. Begitulah manusia, saat merasakan kebahagiaan sementara. Terkadang kita
lupa mengucapkan syukur.
Salam Bahagia
No comments
Hi Terimakasih Sudah bersedia mampir di Kitabahagia.com Tinggalkanlah jejak manis agar kiba bisa berkunjung balik. Asalkan jangan memberikan link hidup dan spam ya... Salam Bahagia