Jangan Habiskan
Waktu Bekerja
Kitabahagia.com- Menginspirasi dan mendapatkan inspirasi adalah cara untuk bisa bertahan
dalam kehidupan yang berat ini. Semakin waktu, hidup terasa berat dan tuntutan
perekonomian dan gaya hidup membuat sebagian besar kita lebih memilih
menghabiskan waktu pada pekerjaan dan bukan keluarga. Kita tahu setiap kali
kita menarik nafas, hidup semakin berat. Ditambah issue coronavirus atau
Covid-19 ini membuat keadaan hidup semakin terjepit. Berteriak tapi pada siapa?
Menyalahkan PRESIDEN! Memangnya Pak Jokowi adalah Tuhan yang mengetahui
akan terjadinya masalah besar yang menimpa di Indonesia ini. Semoga Pak Jokowi
diberikan ketabahan dalam menghadapi kehidupan dan melepas kepergian Bunda
tercinta. Tetap semangat Pak Jokowi, jangan takut untuk membuat Indonesia maju.
Walaupun ada banyak orang yang tidak menyukai sistem kerja Pak Jokowi, tetapi
Tuhan akan melihat bawasanya Bapak sudah memberikan dan berusaha yang terbaik
untuk kemajuan Indonesia.
Seharusnya Kamis kisah inspirasi, tetapi Kiba lagi tidak enak badan.
Lantaran cuaca yang membuat badan terasa keringat dingin. Namun, hal itu tidak
boleh membuat kita menjadi malas. Kita harus tetap #Berkaryadarirumah (Berkarya
Dari Rumah). Nah, salah satunya dengan menulis atau merewrite kisah Pebisnis
dan Bapak Nelayan. Mungkin sebagian dari kita sudah pernah membaca atau
mendengar. Namun, tidak ada salahnya jika kita membaca versi Kiba ya. Oh iya,
teman sudah tahu belum rupanya kisah yang akan Kiba tuliskan nanti ini
merupakan kisah klasik dari Negara Brazil dan mungkin juga hadir di Negara lain
juga ya.
Alkisah sang pebisnis sukses sedang duduk santai di tepi pantai. Kala
itu cuaca sedang cerah, mentari sudah di atas kepala. Pertanda jam dua belas
petang sudah. Di ujung dermaga, sang Pebisnis melihat perahu kecil sedang
mengarah ke dermaga. Tepat, di mana sang pebisnis sedang menikmati segelas jus
segar sambil menatap laut yang berkiauan dikarenakan pantulan sinar matahari.
Tidak lama kemudian Bapak Nelayan itu pun sampai di dermaga dengan
beberapa ikan besar hasil tangkapannya. Pebisnis itu terkesan dengan hasil
tangkapan Bapak Nelayan yang sedang mengikat tali tambang di dermaga agar
perahunya tidak hanyut di bawa ombak.
Rasa penasaran pun masuk ke dalam pemikiran sang pebisnis. Dia bertanaya
kepada Bapak Nelayan, “Butuh waktu berapa lama kah buat kamu untuk menangkap
ikan sebayak ini?” Bapak Nelayan yang sibuk mengikat tali tambang di dermaga
itu pun menjawab, “Oh, saya tidak butuh waktu lama untuk menangkap hasil tangakapan
aku hari ini,” jawab Bapak Nelayan.
Pebisnis ini semakin heran, “Kenapa kamu tidak memancing lagi lebih
lama? Tentu hasil tangkapan kamu akan lebih banyak lagi.” Bapak Nelayan yang
sudah mengikat perahunya itu pun tersenyum sambil mengumpulkan hasil
tangkapannya dan perlengkapannya. “Saya tidak perlu lama-lama berada di laut.
Hasil yang saya dapat ini sudah lebih dari cukup untuk memberi makan keluarga
saya,” sahut Bapak Nelayan.
Masih dengan tatapan menyelidik, “Terus apa yang kamu rencanakan di sisa
hari ini?” tanya sang Pebisnis. “Sederhana saja, kehidupan saya sebagai nelayan
sangat sederhana. Saya bangun pagi-pagi untuk pergi ke laut dan menangkap
beberapa ikan. Lalu, saya kembali dan bermain dengan anak-anak saya. Lalu saya
istirahat dengan istri saya. Malam harinya, saya bergabung dengan teman-teman
untuk minum dan bermain gitar.”
Mendengar itu, sang pebisnis pun mengangguk-angguk. “Tahukah kamu, aku
adalah seorang PhD dalam manajemen bisnis. Aku akan memberikan konsultasi gratis
agar kamu lebih sukses,” ujarnya.
“Apakah itu?” tanya Bapak Nelayan.
“Mulai sekarang, kamu harus menghabiskan lebih banyak waktu di laut dan
mencoba menangkap sebanyak mungkin ikan. Ketika kamu telah menabung cukup
banyak, kamu bisa membeli perahu yang lebih besar dan menangkap lebih banyak
ikan. Kamu pasti bisa membeli banyak kapal dan memiliki perusahaan sendiri
untuk memproduksi makanan kaleng dan membuka jaringan distrubusi. Bahkan, kamu
bisa pindah ke kota untuk mengembangkan usaha kamu dimana-mana,” sarannya.
“Setelah itu apa yang harus saya
lakukan?” tanya Bapak Nelayan.
Pebisnis itu pun tertawa nyaring ketika mendengar pertanyaan Bapak
Nelayan tersebut, “Tentu saja kamu bisa hidup bagaikan raja di rumah kamu
sendiri. Kamu akan memiliki banyak uang dan bahkan bisa menjual saham
perusahaan kamu. Kamu akan kaya raya,” ujarnya masih sambil tertawa.
“Setelah saya memiliki semua itu, terus apa yang harus saya lakukan?”
“Setelah itu, kamu bisa pensiun, kamu bisa pindah ke rumah di dekat
desa nelayan. Bangun pagi-pagi, menangkap beberapa ikan, lalu pulang ke rumah
untuk bermain dengan anak-anak, istirahat dengan istri, dan ketika malam tiba,
kamu bisa bergabung dengan teman-temanmu untuk minum, bermain gitar, bernyanyi
dan menari sepanjang malam!”
Mendengar perkataan sang Pebisnis tersebut, Bapak Nelayan itu bingung. “Bukan
kah saya sudah melakukan hal tersebut!”
Terkadang kita melupakan hal yang paling berharga dalam kehidupan. Kita
mencari jalan sulit padahal kita sudah diberikan kemudahan. Ingat, bekerja
memang wajib untuk bertahan dalam hidup. Namun, jangan sampai diperbudak oleh
pekerjaan. Sehingga melupakan keluarga dan anak-anak yang butuh perhatian.
Bahkan, melupakan persahabatan dikarenakan tidak ada waktu untuk berkumpul
bersama.
Kita butuh pekerjaan untuk tetap hidup. Namun, jangan sampai hidup kita
diperbudak pekerjaan. Sehingga kita melupakan hal yang paling penting dalam
kehidupan ini. Kita harus hidup seimbang antara pekerjaan, rumah tangga dan
juga sosial life. Apabila teman setuju, boleh di share dong artikel kita ini
supaya teman kita yang workaholic bisa mengetahui betapa pentingnya memiliki
waktu bersama keluarga dan teman yang kita kasihi.
.
Mampir yuk ke Betraveler, StoryCitra, Jejak Cantik, Ngerumpi blog, PetunjukHidup
Temukan Informasi menarik di blog yang dikelola Citra Pandiangan
Kerjasama, Kritik/Saran silahkan kirim ke email di 2travellife@gmail.com
No comments
Hi Terimakasih Sudah bersedia mampir di Kitabahagia.com Tinggalkanlah jejak manis agar kiba bisa berkunjung balik. Asalkan jangan memberikan link hidup dan spam ya... Salam Bahagia